Popular Post

Posted by : Unknown November 10, 2013

10 Rahasia Sukses Bangsa Jepang


Mengapa ya bangsa Jepang bisa mengalami
pertumbuhan dan perkembangan zaman yang begitu
pesat? Bahkan bisa dibilang pusatnya teknologi
dunia, bisakah kita mencontoh hal positif dari
mereka? Berikut beritaunik beberkan 10 rahasia
Sukses bangsa Jepang :

1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang
adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di
Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi
dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun),
Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun),
dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di
Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari,
sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari
untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang
pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan
pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.
Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan
“ agak memalukan ” di Jepang, dan menandakan bahwa
pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan ”
oleh perusahaan.

2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun
bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan
menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era
samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam
pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya
sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri”
bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang
terlibat masalah korupsi atau merasa gagal
menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin
adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri,
karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena
malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan
memutar daripada mengganggu pengemudi di
belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan.
Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka
melanggar peraturan ataupun norma yang sudah
menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam
keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini
nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa
awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat
terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang
ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.
Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal
yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan
memotong harga sampai separuhnya pada waktu
sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti
diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata
tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan
berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda
dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang
orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.
Mereka biasanya bertahan di satu atau dua
perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi
dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau
menerima fresh graduate, yang kemudian mereka
latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan
(core business) perusahaan.

5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang
mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan
kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati
oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita
yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda
itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony,
patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.
Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling
model portable sebagai sebuah produk yang booming
selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder
dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995,
tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan
jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.
Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan
diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang
Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya
bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan
yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa
yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan
tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup
semua akses ke luar negeri, Jepang sangat
tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji
(meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat
beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan
sumber daya alam juga tidak membuat Jepang
menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak
bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85%
sumber energi Jepang berasal dari negara lain
termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia
menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30%
wilayah Jepang akan gelap gulita. Rentetan bencana
terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah
perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya
gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak
habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah
berhasil membangun industri otomotif dan bahkan
juga kereta cepat (shinkansen) .

7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk
ke densha (kereta listrik), sebagian besar
penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa
sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk
atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di
densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai
membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-
materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA.
Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan
dengan menarik yang membuat minat baca
masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas
masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca
orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam
proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa
inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya
legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai
pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute
penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman
modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang
sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku
asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-
kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk
klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim
atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di
dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya
juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah
biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam
kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar
orang Jepang.

9. Mandiri
Di Yochien setiap anak
dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan
bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri.
Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian
besar tidak meminta biaya kepada orang tua.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang
Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang
dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau
yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari
berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari
orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan
dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Segala Info - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes DjoganEdited by BZn -